ANGGREK HITAM
Sudah lama sekali, rasanya, Anggrek Hitam (black orchid) yang ada disekitar rumah hanya bertambah daunnya. Terasa begitu enggan menampakkan setangkai bunganya, mungkin ada hal yang menyebabkan keengganan itu.Setelah sekian lama, ternyata pada bulan Juni, Anggrek Hitam tersebut yang dalam bahasa latin diberi nama Coelogyne pandurata telah menunjukkan bunganya. Nah, ini dia bunga si Anggrek Hitam yang difoto dengan kamera Kodak DC3400 pada tanggal 25 Juni 2009.
Bunga Anggrek Hitam tidaklah hitam sebagaimana namanya, hanya pada bagian lidah (labellum) yang berwarna hitam. Anggrek ini termasuk tumbuhan yang dilindungi berdasarkan PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1999 TANGGAL 27 JANUARI 1999. Namun demikian, Anggrek Hitam ini banyak diperdagangkan secara bebas, bahkan ada yang dikirm ke luar pulau Kalimantan dengan sistem karungan.
Anggrek Hitam sepertinya tidak terkesan langka, karena masih banyak diperdagangkan secara bebas, yang seakan siap memenuhi pesanan berapa pun banyaknya. Apalagi, saat ini, anggrek-anggrek hutan mempunyai harga secara ekonomi, yang membuat sebagian masyarakat menjadikan sebagai usaha dagang yang menguntungkan.
Saat eksploitasi kayu alam lagi booming, anggrek-anggrek hutan termasuk anggrek hitam, tidak begitu diperhatikan dan dianggap sebagai bagian dari serasah saja yang dibiarkan kering ditengah hutan yang meranggas dan terbakar saat kemarau tiba. Berapa banyak hutan alam yang sudah berubah menjadi lahan kritis, yang tentunya lebih banyak lagi bagian yang bukan kayu (log) seperti anggrek yang terbuang begitu saja.
Masyarakat pedagang Anggrek hutan, yang menjajakan di pinggir jala, mereka berasalan hanya mengambil barang berharga dari hutan tersebut dari pohon alam yang ditebang orang lain, mereka hanya memanfaatkan apa yang tidak dimanfaatkan oleh penebang pohon alam.
Atau, mereka (para pedagang) mendapatkannya dari warga masyarakat yang berdiam di dalam dan sekitar hutan yang juga sudah mulai mengetahui bahwa anggrek bisa dijadikan uang, dan warga yang terakhir ini tidak mengambil dengan cara menebang pohonnya, jadi masih ada pohon untuk pertumbuhan anggrek yang tersisa, mereka hanya mengambil sebagian.
Anggrek Hitam merupakan kekayaan hutan, yang entah berapa lama dibiarkan begitu saja mengalami kerusakan bersama bertumbangannya pohon-pohon alam, dan sekarang apakah juga akan semakin mengalami eksploitasi karena mempunyai nilai ekonomi yang menggiurkan. Hutan yang tersisa perlu dikelola dengan arif dan bijaksana, tidak hanya dipandang dari segi ekonomi semata. Dan, tentunya lahan hutan yang kritis perlu segera diupayakan untuk dipulihkan, karena di hutan alami yang merupakan habitat anggrek yang paling didambakan anggrek hutan tersebut untuk terus berbunga dengan ceria.